Selasa, 20 Maret 2012

Dengan Man Shabara Dlafira, I Want To Be Winner



         

          Tetesan hujan rintik menyadarkan saya dari lamunan tentang masa depan apa yang menunggu saya esok. Serasa begitu mustahil jika harus saya gapai mimpi saya meniti karir di negeri orang. Di sebuah negara adidaya dan adikuasa. Meski terkesan mustahil dan sangat imposible. Namun entah mengapa ada keinginan dalam hati untuk mewujudkannya. Bukan hal yang omong kosong jika ada niat dan usaha. Saya yakin itu.
          Akhirnya dengan tekad yang bulat, saya mengambil keputusan untuk keluar dari lingkaran konyol yang selama ini membelenggu hidup saya. Lingkaran yang menjadikan saya orang yang malas dan begitu cengeng dalam menghadapi kenyataan hidup yang memang bukanlah buaian tidur belaka. Hidup adalah pilihan. Dan saat saya mengambil keputusan ini, takdir inilah yang dibentuk untuk kehidupan saya sendiri.

          Awalnya memang tidak mudah keluar dan berubah 180 derajat dari saya yang dulu menjadi saya dengan takdir yang baru. Saya yang dulu bermalas-malasan, malas belajar, malas mendekatkan diri pada yang Kuasa, malas untuk berkutat dengan persaingan prestasi. Berubah menjadi saya yang giat dan tidak mau kalah saing dalam meraih prestasi. Mengejar nilai walaupun itu hanya satu angka lebih baik dari yang lain. Dan lebih giat jika menyangkut mendekatkan diri pada yang Kuasa. Saya menganggap perubahan ini menjadi tantangan. Tantangan yang akan mengubah takdir saya dimasa depan. Yang akan mengantarkan ke depan pintu titian karir saya. Tidak memunafikkan memang, siapa yang tidak ingin kehidupannya sukses? Meski hal ini terkesan hanya mementingkan duniawi, tapi apa salahnya jika pencapaian duniawi ini juga bisa mengantarkan saya ke gerbang kehidupan ukhrowi yang bahagia dan tentram abadi.
          Saya bayangkan kebahagiaan dan kenikmatan itu harus dihindari kalau konsekuensinya adalah kepedihan yang lebih besar, dan kepedihan itu harus diincar kalau pada akhirnya mendatangkan kebahagiaan serta kenikmatan yang lebih besar. Jadi, bolehlah untuk sekarang saya bersusah-susah dahulu dan saya percaya nantinya pasti membuahkan hasil yang memuaskan. Karena semuanya kan membutuhkan proses dan harus step by step. Tidak ada tangga tinggi yang hanya satu pijakan. Semuanya membutuhkan beberapa langkah. Entah itu melelahkan sehingga kita merasa capek atau tidak, tapi yang pasti hasil akhirnyalah yang menentukan semua proses yang kita jalani.
          Dimulai dari niat kemudian usaha dalam proses dan sekarang barulah kesabaran kita diuji coba. Seberapa tajam kesabaran kita dalam mencapai tujuan kita. Karena menurut para pakar orang yang sukses dalam hidup adalah mereka yang melihat tujuan secara mantap dan membidiknya tanpa berbelok-belok. Pastikan tujuan kita. Dengan begitu kita tahu untuk apa kita hidup.
          Prinsip saya dan kita semua harusnya bertumpu pada ‘Man Shabara Dlafira (siapa yang bersabar akan beruntung)’. Jadi kita tidak boleh merisaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi didepan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusi ayng telah menemukan misinya dalam hidup (dikutip dari novel “Negeri 5 Menara”).
          Kesabaran akan menuntun kita menjadi sosok pribadi yang lebih baik. Bukan sekarang, tapi esok. Bukan esok tapi lusa. Bukan lusa tapi suatu saat pasti akan ada saat dimana kita memetik hasil dari kesabaran yang kita tanam. Dan kita akan menuai hasil dari benih yang kita tanam sebagai panen terdahsyat yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Dari sebuah benih yang bernama kesabaran.
          Jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun. Karena ujung jarumpun dapat mengalirkan darah. Apalagi meremehkan sebuah mimpi. Mimpi. Mimpi adalah awal kesuksesan kita. Saya percaya teori itu. Tidak ada yang tidak mungkin. Dan tidak ada yang omong kosong. Karena dengan ‘Man Jadda wa Jadda’ serta ‘Man Shabara Dlafira’ semua kan menjadi nyata. Saya niatkan segala hal murni karena Allah SWT. Dan saya jadikan ‘Man Jadda wa Jadda’ menjadi penyemangat saya untuk menggapai apa yang saya inginkan. Karena janji Allah itu nyata. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya (Al-Qur’anul Karim). Jadi saya berpendapat, jika saya bersungguh-ssungguh dengan apa yang saya cita-citakan maka saya akan mendapatkannya. Tentu tidak lepas dari do’a, usaha dan restu orang tua.
          Mengutip lagi dari novel ‘Negeri 5 Menara’ bahwa kita dituntut untuk berjuang dengan usaha diatas rata-rata yang dilakukan orang lain. Jika kita hanya melakukan hal-hal yang dilakukan juga oleh kebanyakan orang, jarak kita dengan mimpi kita juga akan agak jauh. Namun  jika kita melakukan usaha dalam menggapai impian kita tersebut diatas rata-rata apa yang dilakukan orang lain dengan mimpi yang sama maka jarak kita dengan impian tersebut dua langkah lebih dekat dibanding orang lain tersebut.
          Gantungkan mimpimu setinggi bintang, dan gapailah mimpi tersebut dengan ‘Man Jadda wa Jadda’ serta ‘Man Shabara Dlafira’.

good luck...........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar