Tetesan hujan rintik
menyadarkan saya dari lamunan tentang masa depan apa yang menunggu saya esok.
Serasa begitu mustahil jika harus saya gapai mimpi saya meniti karir di negeri
orang. Di sebuah negara adidaya dan adikuasa. Meski terkesan mustahil dan
sangat imposible. Namun entah mengapa ada keinginan dalam hati untuk
mewujudkannya. Bukan hal yang omong kosong jika ada niat dan usaha. Saya yakin
itu.
Akhirnya dengan tekad yang bulat, saya
mengambil keputusan untuk keluar dari lingkaran konyol yang selama ini
membelenggu hidup saya. Lingkaran yang menjadikan saya orang yang malas dan
begitu cengeng dalam menghadapi kenyataan hidup yang memang bukanlah buaian
tidur belaka. Hidup adalah pilihan. Dan saat saya mengambil keputusan ini,
takdir inilah yang dibentuk untuk kehidupan saya sendiri.
Awalnya memang tidak mudah keluar dan
berubah 180 derajat dari saya yang dulu menjadi saya dengan takdir yang baru.
Saya yang dulu bermalas-malasan, malas belajar, malas mendekatkan diri pada
yang Kuasa, malas untuk berkutat dengan persaingan prestasi. Berubah menjadi
saya yang giat dan tidak mau kalah saing dalam meraih prestasi. Mengejar nilai
walaupun itu hanya satu angka lebih baik dari yang lain. Dan lebih giat jika
menyangkut mendekatkan diri pada yang Kuasa. Saya menganggap perubahan ini
menjadi tantangan. Tantangan yang akan mengubah takdir saya dimasa depan. Yang
akan mengantarkan ke depan pintu titian karir saya. Tidak memunafikkan memang,
siapa yang tidak ingin kehidupannya sukses? Meski hal ini terkesan hanya mementingkan duniawi, tapi apa
salahnya jika pencapaian duniawi ini juga bisa mengantarkan saya ke gerbang
kehidupan ukhrowi yang bahagia dan tentram abadi.
Saya bayangkan kebahagiaan dan
kenikmatan itu harus dihindari kalau konsekuensinya adalah kepedihan yang lebih
besar, dan kepedihan itu harus diincar kalau pada akhirnya mendatangkan
kebahagiaan serta kenikmatan yang lebih besar. Jadi, bolehlah untuk sekarang
saya bersusah-susah dahulu dan saya percaya nantinya pasti membuahkan hasil
yang memuaskan. Karena semuanya kan membutuhkan
proses dan harus step by step. Tidak
ada tangga tinggi yang hanya satu pijakan. Semuanya membutuhkan beberapa
langkah. Entah itu melelahkan sehingga kita merasa capek atau tidak, tapi yang
pasti hasil akhirnyalah
yang menentukan semua proses yang kita jalani.
Dimulai dari niat kemudian usaha dalam
proses dan sekarang barulah kesabaran kita diuji coba. Seberapa tajam kesabaran
kita dalam mencapai tujuan kita. Karena menurut para pakar orang yang sukses
dalam hidup adalah mereka yang melihat tujuan secara mantap dan membidiknya
tanpa berbelok-belok. Pastikan tujuan kita. Dengan begitu kita tahu untuk apa
kita hidup.
Prinsip saya dan kita semua harusnya
bertumpu pada ‘Man Shabara Dlafira (siapa yang bersabar akan beruntung)’. Jadi
kita tidak boleh merisaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa
yang akan terjadi didepan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang
lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusi ayng telah menemukan misinya
dalam hidup (dikutip dari novel “Negeri 5 Menara”).
Kesabaran akan menuntun kita menjadi
sosok pribadi yang lebih baik. Bukan sekarang, tapi esok. Bukan esok tapi lusa.
Bukan lusa tapi suatu saat pasti akan ada saat dimana kita memetik hasil dari
kesabaran yang kita tanam. Dan kita akan menuai hasil dari benih yang kita
tanam sebagai panen terdahsyat yang pernah terjadi dalam kehidupan kita. Dari sebuah
benih yang bernama kesabaran.
Jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun.
Karena ujung jarumpun dapat mengalirkan darah. Apalagi meremehkan sebuah mimpi.
Mimpi. Mimpi adalah awal kesuksesan kita. Saya percaya teori itu. Tidak ada
yang tidak mungkin. Dan tidak ada yang omong kosong. Karena dengan ‘Man Jadda
wa Jadda’ serta ‘Man Shabara Dlafira’ semua kan
menjadi nyata. Saya niatkan segala hal murni karena Allah SWT. Dan saya
jadikan ‘Man Jadda wa Jadda’ menjadi penyemangat saya untuk menggapai apa yang
saya inginkan. Karena janji Allah itu nyata. Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya (Al-Qur’anul Karim). Jadi
saya berpendapat, jika saya bersungguh-ssungguh dengan apa yang saya
cita-citakan maka saya akan mendapatkannya. Tentu tidak lepas dari do’a, usaha
dan restu orang tua.
Mengutip lagi dari novel ‘Negeri 5
Menara’ bahwa kita dituntut untuk berjuang dengan usaha diatas rata-rata yang
dilakukan orang lain. Jika kita hanya melakukan hal-hal yang dilakukan juga
oleh kebanyakan orang, jarak kita dengan mimpi kita juga akan agak jauh.
Namun jika kita melakukan usaha dalam
menggapai impian kita tersebut diatas rata-rata apa yang dilakukan orang lain
dengan mimpi yang sama maka jarak kita dengan impian tersebut dua langkah lebih
dekat dibanding orang lain tersebut.
Gantungkan mimpimu setinggi bintang,
dan gapailah mimpi tersebut dengan ‘Man
Jadda wa Jadda’ serta ‘Man Shabara
Dlafira’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar